Lombok Timur, NTB – Sebuah langkah strategis untuk meningkatkan hilirisasi digitalisasi kepemudaan di Lombok Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB) pada umumnya, diinisiasi melalui diskusi kolaborasi antara Bisnis Digital Praktis (BDP) dan Fata Institute Santri Jurnalis. Diskusi ini berlangsung pada tanggal [Tanggal Acara], menghadirkan berbagai gagasan untuk memberdayakan pemuda dalam menghadapi era digital melalui literasi dan keterampilan yang relevan.
Acara diskusi ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting di bidang pemberdayaan pemuda dan literasi digital, termasuk CEO BDP, Bang Rudy dan Bang Wan, serta CEO Fata Institute, Bang Faruq. Ketiga tokoh ini memiliki visi yang sama dalam memajukan kemampuan digital para pemuda di daerah, khususnya santri, agar mereka dapat berperan aktif dalam pembangunan ekonomi berbasis teknologi di Lombok Timur dan NTB.
Pentingnya Hilirisasi Digitalisasi untuk Pemuda NTB
Dalam pembukaan diskusi, Bang Rudy dari BDP menyampaikan pentingnya proses hilirisasi digitalisasi di kalangan pemuda sebagai kunci untuk membuka akses ke peluang ekonomi baru. Menurutnya, era digital membawa tantangan baru yang memerlukan kemampuan khusus. Pemuda di NTB, khususnya di Lombok Timur, perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan digital yang memadai agar mampu bersaing di pasar kerja global.
“Kita berada di era digital, dan siapa yang tidak siap akan tertinggal. Pemuda harus menjadi motor penggerak pembangunan di daerahnya, dan digitalisasi menjadi salah satu alat utama untuk mewujudkannya. BDP berkomitmen untuk membantu para pemuda, khususnya santri, untuk tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga menjadi produsen konten dan inovator di dunia digital,” ujar Bang Rudy.
Senada dengan hal itu, Bang Wan menambahkan bahwa hilirisasi digitalisasi ini tidak hanya berbicara tentang akses internet atau teknologi semata, tetapi juga bagaimana pemuda dapat memanfaatkan teknologi untuk hal-hal produktif dan bermanfaat. Menurutnya, banyak potensi yang bisa digali dari sektor digital, seperti ekonomi kreatif, konten digital, dan kewirausahaan berbasis teknologi.
“Kolaborasi ini bukan sekedar tentang memberikan pengetahuan, tetapi juga mendampingi dan membimbing pemuda dalam praktik nyata. Kami akan terus berupaya memastikan setiap pemuda di NTB, khususnya santri, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang di era digital ini,” jelas Bang Wan.
Peran Fata Institute Santri Jurnalis dalam Literasi Digital
Sebagai salah satu mitra penting dalam kolaborasi ini, Fata Institute Santri Jurnalis hadir dengan visi yang selaras. Bang Faruq, CEO Fata Institute, menekankan pentingnya literasi digital di kalangan santri dan pemuda. Ia mengatakan bahwa santri tidak hanya harus menguasai ilmu agama, tetapi juga literasi digital agar mampu menghadapi tantangan zaman yang terus berubah.
“Kami percaya bahwa santri memiliki peran besar dalam masyarakat. Jika dibekali dengan kemampuan digital yang tepat, mereka dapat menjadi agen perubahan yang positif di lingkungannya. Fata Institute hadir untuk mendorong santri agar tidak hanya memahami teknologi, tetapi juga mampu menciptakan konten dan memanfaatkan teknologi untuk kemaslahatan umat,” ujar Bang Faruq.
Menurutnya, kolaborasi dengan BDP adalah langkah strategis untuk memperkuat program-program literasi digital yang selama ini sudah berjalan di Fata Institute. Bang Faruq juga berharap, melalui kerja sama ini, santri di Lombok Timur dapat memiliki kesempatan yang lebih luas untuk berinovasi dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi digital di NTB.
Rencana Program Kerja Sama
Dalam diskusi tersebut, beberapa rencana program kerja sama yang dibahas meliputi:
1. Pelatihan Literasi Digital
Program pelatihan yang akan menyasar santri dan pemuda di Lombok Timur, dengan fokus pada keterampilan digital seperti pengelolaan media sosial, pembuatan konten kreatif, coding dasar, dan e-commerce.
2. Pendampingan dan Inkubasi Start-Up
BDP dan Fata Institute berencana membentuk inkubator bisnis digital untuk membantu para pemuda yang memiliki ide bisnis berbasis teknologi. Dengan pendampingan langsung, diharapkan para pemuda ini bisa mengembangkan usahanya dan berkontribusi dalam perekonomian daerah.
3. Pengembangan Jaringan Kolaborasi
Kedua pihak juga sepakat untuk memperkuat jaringan kolaborasi dengan melibatkan lebih banyak pihak, baik dari sektor swasta maupun pemerintahan, untuk bersama-sama mendukung pengembangan ekonomi digital di NTB.
4. Kampanye Literasi dan Kesadaran Digital
Kolaborasi ini juga akan diikuti dengan kampanye-kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi digital, baik di kalangan pemuda, pelaku UMKM, maupun masyarakat umum.
Harapan untuk Masa Depan Pemuda NTB
Diskusi yang berlangsung produktif ini diakhiri dengan harapan besar dari semua pihak yang terlibat. Bang Rudy berharap kolaborasi ini menjadi langkah awal untuk perubahan yang lebih besar di NTB. "Kami berharap inisiatif ini bisa menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dalam memberdayakan pemuda melalui digitalisasi," ucapnya.
Bang Faruq juga menambahkan bahwa Fata Institute akan terus mendukung upaya-upaya yang sejalan dengan visi mereka, yaitu menciptakan santri yang tidak hanya kuat dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki keterampilan yang relevan di era modern.
Dengan kolaborasi ini, diharapkan hilirisasi digitalisasi di NTB akan semakin berkembang, menciptakan pemuda yang mampu bersaing di tingkat nasional dan global, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
Social Plugin